Dia, Menangis (Lagi)

 

Menangis lagi,

Kembali air mata membasahi pipinya. Entah sampai kapan air mata itu akan berhenti mengaliri pipi indahnya yang tembem. Yang saya tahu dulu, kemarin, dan hari ini, air mata tidak pernah pergi jauh-jauh dari wajahnya yang sudah tidak muda lagi.

 

Menangis lagi,

Dan  kali ini dia menangis karena merasa tidak berdaya. Dia merasa lemah, kalah.

 

Menangis lagi,

Tak terhitung berapa air mata yang telah dia keluarkan untuk menangisi kehidupannya, menangisi kebahagiaan anak-anaknya, menangisi suka duka kehidupan yang ditawarkan padanya.

 

Tuhan,pada-MU, saya titipkan dia.  Semoga kebahagiaan akan menghampirinya dari setiap air matanya yang tumpah, dari setiap perjuangan yang telah dia torehkan.

 

Sore seperti biasa, 14agus’13, 03: